Rabu, 07 November 2012

Menggugat Frame Modernitas Media dalam Kasus Padepokan Den Bagus di Komunitas Tengger



Putri Aisyiyah Rachma Dewi
STIKOSA, Surabaya

Abstrak
Pada 11 Oktober 2011 terjadi pembakaran Musholla Padepokan Den Bagus yang berada di tengah-tengah masyarakat Tengger. Hampir seluruh pemberitaan melihat bahwa satu-satunya persoalan yang hadir dalam peristiwa ini adalah “pembakaran tempat agama”, dan ini adalah masuk pada ranah penyerangan terhadap agama dan kelompok tertentu. Tentu saja pembakaran mushala itu adalah suatu tindak penodaan dan sekaligus kriminal yang tidak bisa ditolerir. Kendati demikian, penulis melihat bahwa pemberitaan media massa mengenai peristiwa tersebut sangat bersifat permukaan dan terhenti pada peristiwa itu sendiri.

Tanpa bermaksud membenarkan aksi pembakaran itu, tampak di sana ada problem yang lebih mendalam berkaitan dengan eksistensi masyarakat Tengger sebagai masyarakat adat (indigenous peoples). Sebagaimana umumnya masyarakat adat, orang-orang Tengger juga merupakan minoritas baik dari segi jumlah nominal penduduknya maupun dari segi kebudayaannya. Kehidupan mereka pada dasarnya selalu di bawah ancaman kalangan mayoritas: mayoritas budaya, ekonomi, politik maupun agama.

Studi ini ingin menelusuri bagaimana citra masyarakat Tengger ditampilkan ke dunia luar. Pembacaan terhadap pemberitaan peristiwa pembakaran mushala Padepokan Den Bagus ini menjadi penting karena ia menunjukkan dengan baik bagaimana perspektif modernitas mempengaruhi dan membentuk kalangan media dalam memandang masyarakat Tengger.  Pembacaan pemberitaan ini juga dengan baik bisa menunjukkan bagaimana praktik-praktik pembangunan, kekuasaan, dan pembentukan identitas (budaya maupun agama) telah mengancam eksistensi masyarakat Tengger, dan bukan tidak mungkin, di masa depan akan menghancurkan.


Selasa, 11 September 2012

Reduksi Persoalan Korupsi oleh Media Massa dalam Perspektif Gender


Oleh : Putri Aisyiyah Rachma Dewi, M.Med.Kom dan  Aulia
 Abstrak
Dalam usaha pemberantasan korupsi, peran media sangat signifikan, terutama dalam pengungkapan lebih lanjut kasus-kasus korupsi dan penyadaran kepada masyarakat akan buruknya korupsi. Korupsi jelas tidak mengenal jenis kelamin. Laki-laki maupun perempuan bisa terlibat korupsi sejauh ada aksesnya dan juga tipisnya tanggung jawab dan komitmen. Kendati demikian, karena sifat ideologisnya, media juga berperan besar dalam pengkonstruksian apa, bagaimana, dan siapakah pelaku korupsi?
Riset ini menelaah bagaimana koruptor perempuan diberitakan dalam media massa di Indonesia, khususnya media online. Media online menjadi perhatian peneliti sebab karakteristik informasi media online yang timeless, sehingga, bagaimana cara mengemas berita dan alur cerita yang disusun dari awal pemberitaan hingga berita terbaru menjadi rujukan publik dalam memahami kasus korupsi.
Melalui ‘analisis bingkai media’ terungkap citra perempuan koruptor ditampilkan dan apa bedanya secara umum dengan koruptor laki-laki. Analisis bingkai ini juga diperkaya dengan sebuah perspektif yang tepat untuk tujuan riset ini sendiri, yaitu perspektif gender. Koruptor yang diangkat dalam penelitian ini adalah Malinda Dee dalam kasus penggelapan uang nasabah Citibank, Angelina Sondakh dalam kasus Wisma Atlet, dan Nunun Nurbaeti dalam cek pemilihan Gubernur Bank Indonesia.
Bingkai maskulin yang digunakan oleh media kontradiktif dengan semangat pemberantasan korupsi, sebab ketika koruptor berjenis kelamin perempuan, media kemudian tidak lagi membahas substansi masalah tetapi berfokus pada sosok keperempuannya saja. Yang dilupakan oleh media bahwa korupsi adalah tindakan sistematis yang lebih kompleks daripada sekadar persoalan gaya hidup perempuan koruptor belaka.

Rabu, 11 April 2012

Praktik Jurnalisme Lingkungan oleh Harian Jawa Pos



Abstraksi

Keywords: Environmental Journalism, Mud Vulcano, textual analysis

Concept of environmental journalism was developed from environmental communication which reviews on how individual, institution, society and culture accept, understand, form, divert and utilize messages concerning environment as much as inter relationships between human and environment. The major demand on environmental journalism is how mass media as a source of public information takes responsibility to voice environmental issues that enables public to clearly understand and become aware of any dangers on their surroundings.
In this study, researcher wants to explore how environmental news coverage is performed by Indonesia mass media, especially Jawa Pos. The said environmental news is about mud volcano at Brantas Block in East Java.
This study takes focus on news publicized by Jawa Pos as one of the biggest mass media that is geographically close to disaster area. Hence, researcher uses textual analysis method. Researcher tries to capture understandings on how Jaw Pos journalists understand and news pack this mud volcano.  
When an environmental incident occurs, no matter it is caused by nature or human error, this will lead but not limited to environmental aspects. Other aspects like socio economy, law and politics can be affected. Media is highly expected to have carefulness in focusing to root causes of disaster, environmental mitigation actions, and recovery plan dealing with the disaster.
Last but not least, media should be able to take distance with interest groups that may make use of the environmental disaster. Environmental crime could be executed by individual, corporation or power group. Failure of mass media to perform environmental journalist can lead to another tragedy to environment.

Konsep jurnalisme lingkungan (environmental journalism) dikembangkan dari komunikasi lingkungan, yang mengkaji bagaimana individu, lembaga, masyarakat, serta budaya menerima, memahami, membentuk, menyampaikan, dan menggunakan pesan tentang lingkungan, serta hubungan timbal-balik antara manusia dan lingkungan. Tuntutan utama dari jurnalisme lingkungan adalah bagaimana media massa sebagai sumber informasi utama publik memiliki kewajiban untuk  menyuarakan isu-isu lingkungan sehingga publik dapat secara jelas memahami dan menyadari bahaya yang ada di lingkungan mereka.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengeksplorasi bagaimana praktik liputan berita lingkungan, yang menjadi ranah jurnalisme lingkungan dilakukan oleh media massa Indonesia, khususnya Jawa Pos. Berita lingkungan yang dimaksud adalah mengenai bencana lingkungan semburan lumpur (mud volcano) di penambangan Blok Brantas Jawa Timur. Pemilihan surat kabar Jawa Pos dikarenakan media ini adalah media massa nasional terbesar dan memiliki kedekatan geografis dengan lokasi bencana. Menggunakan metode textual analysis, peneliti mencoba mendapatkan pemahaman bagaimana jurnalis Jawa Pos memahami dan mengemas berita semburan lumpur panas tersebut.

Senin, 20 Februari 2012

Hijabers Community: Upaya pembentukan feminine space oleh muslimah urban Indonesia



Abstract
This paper focuses on the phenomenon of urban society that tends not to give place to women, especially Muslim women veiled. Such conditions lead to the efforts of a group of Muslim women to create their own space, known as the concept of feminine space. Advances in information technology and communications make this movement gained momentum through the presence of virtual media, which then led to communities of women hijab (Hijabers Community). HC community through the women want to change the view that the hijab that is synonymous with traditionality into something modern, fashionable and dynamic. The author understands this phenomenon as they attempt to get space in the urban society.
The author interviewed the women who became motor Hijabers Community groups, to find out how they describe themselves, how they perceive the surrounding environment, and how they view the relationship between them and other groups in urban society.


Keywords: feminine space, urban communities, Hijabers Community

Latar Belakang
Pada tulisan ini penulis memberi titik perhatian pada fenomena munculnya komunitas perempuan perkotaan berjilbab modis, yang mereka sebut “Hijabers Community”. Penulis memahami fenomena ini sebagai sebuah upaya untuk menciptakan ruang bagi para muslimah untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat urban.

Konstruksi Identitas oleh Media Massa Lokal Pada Kasus Video Porno Ariel-Luna-Cut Tari



Abstract 

In mid 2010 the people of Indonesia were struck by the oversprea of porn videos that contain scenes of the artist Luna Maya, Ariel, and Cut Tari. They are symbols of successful youth and  the pride for their ethnic group. So that, they were attached cultural identity. This study focuses on how the local media construct their indetity after the porn videos deployed.

Keynote: Cultural Identity, Social Construction

 Telaah ini berangkat dari ketertarikan penulis akan berbagai pemberitaan media massa berkait dengan peristiwa beredarnya video berisi adegan seksual yang melibatkan artis Indonesia, Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari. Kasus ini mencuat dan menjadi perbincangan, bahkan di dunia internasional, Harian Amerika Serikat, The New York Times dan juga CNN tak ketinggalan turut memberitakan. Sepintas pengamatan, penulis melihat bahwa media massa dalam memberitakan seringkali mengkaitkan peristiwa tersebut dengan identitas diri sang artis sebagai bagian dari kultur tertentu. Dengan demikian, penulis ingin melakukan pengamatan lebih lanjut bagaimana identitas individu dikonstruksi oleh lingkungan sosialnya, dan bagaimana peran media di dalam konstruksi tersebut.